Malam yang Singkat untuk Perjalanan Panjang
Kalau saja perasaan menggebu bisa aku rubah menjadi buku,
mungkin halamannya sudah setebal satu pack tisu.
Aku memang duduk di sebelahnya,
menghirup aromanya,
bahkan mungkin bersandar di pundaknya,
tapi apakah rasa menyenangkannya sama apabila kita tidak saling menikmatinya?
Memandangi bulan purnama dari kaca jendela,
kepala yang saling bersandar,
membuatku sadar,
bahwa menjadi pilihan adalah hal yang menyakitkan,
seharusnya aku tidak di sana,
berada di dekatnya,
memperhatikan raut mukanya,
mata terpejamnya, ekspresi tidurnya,
jika saja masih bukan aku yang ada di isi kepalanya,
memenuhi hatinya,
mengisi hari-harinya dengan obrol dan canda tawa walau tidak saling tatap muka,
sebenarnya, aku sedang apa?
Komentar
Posting Komentar